Sabtu, 02 November 2019

ANALISIS PROSES PERUBAHAN PERUSAHAAN BUMN (STUDI KASUS BANK BRI)


ANALISIS PROSES PERUBAHAN PERUSAHAAN BUMN (STUDI KASUS BANK BRI)



Dosen Pengampuh:
Charisma Ayu Pramuditha, M.HRM

Disusun oleh:
Febby Anzelia (1620200072)


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
MULTI DATA PALEMBANG
2019

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang MahaEsa, karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “ANALISIS PROSES PERUBAHAN PERUSAHAAN BUMN (STUDI KASUS BANK BRI)”. Adapaun makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Manajemen Perubahan dan Budaya Organisasi.

Dalam pembuatan makalah ini,  penulis menyadari bahwa makalah ini teramat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, semua bentuk perbaikan, saran, kritik, masukan dari teman - teman mahasiswa dan terutama dari dosen sangat kami hargai untuk peningkatan kualitas tulisan kami di kemudian hari. Akhir kata, harapan besar kami adalah semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Bank rakyat Indonesia adalah salah satu bank besar yang dimiliki oleh pemerintah pusat Indonesia yang beroperasi dibidang jasa keuangan. Bank rakyat Indonesia mungkin dibilang bank tertua, karena telah berdiri sebelum Indonesia merdeka sekitar tahun 1895. Sebelum berganti nama menjadi Bank rakyat Indonesia, dulunya bank ini bernama “De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden”. Itulah nama Bank rakyat Indonesia yang berdiri pada masa kolonialisme Hindia Belanda di Indonesia, oleh karena itu, namanya memakai bahasa Belanda. Perlu diketahui, sejarah berdirinya Bank Bank rakyat Indonesia kelihatan berdiri di kota Purwokerto. Kota Purwokerto adalah penerus Ibu Kota Karesidenan Banyumas, kemudian pendopo Si Panji beralih tempat dari Kota Banyumas ke Kota Purwokerto. Kota Purwokerto mempunyai peran fungsi dalam sejarah perbankan di Indonesia, dimana berdirinya salah satu bank pertama dan terbesar di Indonesia. kota Purwokerto, kota yang populer dengan wisata alamnya di Baturadden. Kota ini juga dikenal akan sejarah tentara pelajarnya yang serta berperang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia ialah Raden Bei Aria Wiraatmadja. Beliu adalah asli keturunan dari kota Bayumas yang berbakti kepada kolonialisme Belanda di Karesidenan Banyumas. Raden Bei Aria Wiraatmadja sangat dipercaya oleh Belanda, sehingga jabatan di kolonialisme Belanda terbilang komplet. Pada tahun 1902, Raden Bei Aria Wiraatmadja mendapatkan gelar yang bernama Arya di Karesidenan Banyumas.

1.2              Rumusan Masalah

1.      Bagaimana perkembangan Bank BRI?
2.      Bagaimana proses perubahan Bank BRI?

1.3              Tujuan

1.      Mengetahui perkembangan Bank BRI
2.      Mengetahui proses perubahan yang terjadi pada Bank BRI

BAB II
PEMBAHASAN

1.   PERKEMBANGAN BANK BRI
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia.
Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
Sesudah Indonesia merdeka dari Belanda dan Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya Bank rakyat Indonesia menjadi bank pertama dan terbesar di Indonesia dengan peraturan pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1. Selanjutnya pada masa pertempuran mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, aktivitas bank pernah berhenti selama 1 tahun. Sehingga, pada tahun 1949 bank tersebut kembali beroperasi setelah diadakan perjanjian antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda melalui perjanjian Renville setelah Indonesia mengingkan merdeka absolut seluruh wilayah Indonesia dari tangan Belanda.
Selanjutnya, Bank rakyat Indonesia menjadi bank sentral melewati peraturan Undang-Undang No. 13 tahun 1968, setelah itu, peraturan Undang-Undang No. 21 tahun 1968 Bank Rakyat Indonesia dimantapkan kembali untuk melaksanakan perannya menjadi bank umum. Perkembangan Bank Rakyat Indonesia akhirnya menghadapi perubahan kembali pada tahun 1990, tepatnya berganti menjadi PT melewati peraturan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992. Pada awal berganti menjadi PT, kepemilikan Bank Rakyat Indonesia 100% dikuasai oleh Pemerintahan Indonesia. Setelah itu, pada tahun 2003 pemerintah menjual sahamnya sebesar 30% dan nama bank tersebut berganti dengan nama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

2. PROSES PERUBAHAN BANK BRI

Dengan panjangnya usia bank ini, maka tidak perlu mengkaji hal-hal seperti bagaimana mungkin dan bagaimana pada saat itu dan kemudian bisa menjadi Bank BRI dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam tulisan yang singkat ini, akan lebih baik bila  mencoba melihat BRI dari berbagai perspektif, perkembangan dan kontribusinya dalam perjalanannya berevolusi hingga kini. Untuk hal ini kita bisa mengurai banyak hal dari bank yang satu ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai sebuah lembaga keuangan yang kini dikenal sebagai sebuah Perusahaan Terbatas, Bank BRI, dalam perkembangan hidupnya selama 124 tahun, sebagaimana layaknya organisasi atau lembaga lain, bank BRI tumbuh dan berkembang secara evolusif, bukan reformatif itu memberikan makna bahwa, bank ini hidup dan berkembang secara bertahap sesuai dengan perkembagan zaman. Bank ini mengikuti perubahan zaman dengan terus beradabtasi untuk bisa memberikan pelayanan dengan hati. Logikanya, Bank yang hidup dari upaya memberikan pelayanan jasa keuangan kepada rakyat, tidak boleh tergilas oleh zaman. Karena biasanya, ketika zaman berubah, tidak mungkin bank tidak berubah.
Ketika zaman berubah, kebutuhan orang juga ikut berubah. Maka dari perubahan yang evolusif itu, kiranya masing-masing punya catatan. Punya cerita dan pengalaman dalam menggunakan layanan bank BRI ini. Tentu sesuai dengan apa yang masyarakat tahu, bisa dan mau. Yang pastinya bank BRI telah melewati dan mengalami banyak perubahan, melewati fase-fase yang mungkin berbeda. Jadi, ketika bicara mengenai proses evolusi itu, banyak yang bertanya, seperti apa evolusi Bank BRI. dan banyak tahapan perubahan yang terjadi dalam konteks evolusi yang terjadi di bank yang sudah cukup tua ini. Sebagai bank yang terus tumbuh dan berkembang, maka perubahan yang terjadi ada pada kebutuhan tenaga kerja. Ketika satu cabang atau satu kantor unit, maupun kantor kas dibuka, maka konsekwensinya adalah menambah tanaga kerja (manpower). Apalagi melihat jumlah bank yang ada di setiap provinsi ada kantor cabang dan kantor wilayah, maka dapat diprediksi berapa tenaga kerja yang dapat bertambah dan diserap. Apalagi bank BRI sebagai bank yang menggunakan icon rakyat itu ada hingga ke tingkat kecamatan dan bahkan unit desa.
Maka dapat dikatakan bahw bank BRI merupakan bank yang menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Ini jelas sebuah perubahan besar yang dilakukan bank BRI hingga di usia 124 tahun ini.

2.1. Kantor dan properti bank BRI
·         1 Kantor Pusat
·         19 Kantor Wilayah
·         461 Kantor Cabang (termasuk 3 Unit Kerja Luar Negeri)
·         584 Kantor Cabang Pembantu
·         971 Kantor Kas
·         5.293 BRI Unit
·         2.457 Teras BRI
·         610 Teras BRI Keliling
·        152.443 Jaringan e-channnel (ATM, EDC, CDM, E-Buzz)di seluruh Indonesia

Menurut Detik Finance, 10 November 2017, komposisi dari sekitar 130 ribu karyawan BRI. Jumlah itu, 55% merupakan karyawan support dan 45% merupakan karyawan penjualan. Jelaslah, bila melihat data tersebut, bank BRI sudah berkontribusi sangat besar dalam menampung tenaga kerja di Indonesia hingga saat ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa bank BRI secara evolusif terus meningkatkan jumlah tenaga kerjanya dari tahun ke tahun.
Kedua, sejalan dengan panjang dan lamanya usia bank ini, maka dalam perspektif pengembangan pengetahuan dan literasi keuangan (knowledge development and finance literacy), Bank BRI adalah sebuah sumber belajar atau resource center dalam pengembangan ilmu dan literasi keuangan di tanah air. Paling tidak, selama ini, bank BRI sudah meningkatkan pengetahuan literasi keuangan, perbankan, pemasaran dan sebagainya kepada lebih dari 130.000 pekerja atau karyawan.
Sebagaimana kebiasaan bank-bank selama ini, selalu ada program-program pendidikan dalam berbagai bentuk inisiatif dan pembiayaan terhadap pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik di internal bank, maupun di luar bank. Misalnya, untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, Bank BRI pasti harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo mengatakan, keseriusan BRI mengembangkan digital bankin dengan menambah belanja modal (capital expenditure/capex) dari tahun ini Rp 5 triliun menjadi Rp 7 triliun di tahun depan. "Untuk penggunaannya 40% tahun ini untuk IT, tahun dengan 40-50% juga untuk IT.
Bank BRI sebagai sebuah perusahaan atau corporate yang besar, juga memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR). Sejalan dengan hal itu, melihat lebih dekat terkait dana CSR, maka Bank BRI dari tahun-ke tahun berevolusi dalam hal memberikan bantuan social lewat pundi-pundi CSRnya. Distribusi CSR yang diberikan ke berbagai bidang dan pihak sesuai dengan kebijakan BRI. Dengan demikian, maka data dikatakan pula bahwa BRI secara evolusi ikut menjalankan fungsi social kepada bangsa Indonesia. Bukan hanya evolusif, tetapi juga secara berkelanjutan (sustainable)

BAB III
PENUTUPAN

3. KESIMPULAN
Tentu akan banyak lagi hal yang bisa di temukan bila kita  mau melacak jejak evolusi Bank BRI di saat bank ini berusia yang ke 124  tahun. Namun, untuk tulisan yang singkat ini, yang dipaparkan hanya sebanyak tiga hal, yakni dari sector ketenagakerjaan (manpower), kedua pada sector pengembangan pengetahuan, kemampuan dan literasi keuangan kepada kepentingan internal dan eksternal dan ketiga terkait dengan  program CSR dan penyaluranya kepada kepentingan social, pendidikan, lingkungan dan sebagainya.
Selayaknya masyarakat Indonesia ikut berbangga dan merayakan kesuksesan dan keberlanjutan serta keberlangsungan Bank BRI menjadi bank tertua dan terluas jaringanya di nusantara ini. Teruslah melayani dengan setulus hati. Pasti rakyat akan selalu dekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Jurnal Manajemen Perubahan dan Budaya Organisasi

Review Jurnal Manajemen Perubahan dan Budaya Organisasi (Manajemen Perubahan) Review Jurnal Nasional I Judul MANAJE...