ANALISIS PROSES PERUBAHAN PERUSAHAAN BUMN (STUDI KASUS BANK BRI)
Dosen Pengampuh:
Charisma Ayu Pramuditha, M.HRM
Disusun oleh:
Febby Anzelia (1620200072)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
MULTI DATA PALEMBANG
2019
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kepadaTuhan Yang MahaEsa, karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “ANALISIS PROSES
PERUBAHAN PERUSAHAAN BUMN (STUDI KASUS BANK BRI)”. Adapaun makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Manajemen Perubahan dan Budaya
Organisasi.
Dalam pembuatan makalah
ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
teramat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, semua bentuk perbaikan,
saran, kritik, masukan dari teman - teman mahasiswa dan terutama dari dosen
sangat kami hargai untuk peningkatan kualitas tulisan kami di kemudian hari. Akhir
kata, harapan besar kami adalah semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita
semua.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bank rakyat Indonesia adalah salah satu
bank besar yang dimiliki oleh pemerintah pusat Indonesia yang beroperasi
dibidang jasa keuangan. Bank rakyat Indonesia mungkin dibilang bank tertua,
karena telah berdiri sebelum Indonesia merdeka sekitar tahun 1895. Sebelum
berganti nama menjadi Bank rakyat Indonesia, dulunya bank ini bernama “De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden”. Itulah nama Bank
rakyat Indonesia yang berdiri pada masa kolonialisme Hindia Belanda di
Indonesia, oleh karena itu, namanya memakai bahasa Belanda. Perlu diketahui,
sejarah berdirinya Bank Bank rakyat Indonesia kelihatan berdiri di kota
Purwokerto. Kota Purwokerto adalah penerus Ibu Kota Karesidenan Banyumas,
kemudian pendopo Si Panji beralih tempat dari Kota Banyumas ke Kota Purwokerto.
Kota Purwokerto mempunyai peran fungsi dalam sejarah perbankan di Indonesia,
dimana berdirinya salah satu bank pertama dan terbesar di Indonesia. kota
Purwokerto, kota yang populer dengan wisata alamnya di Baturadden. Kota ini
juga dikenal akan sejarah tentara pelajarnya yang serta berperang untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia ialah Raden Bei
Aria Wiraatmadja. Beliu adalah asli keturunan dari kota Bayumas yang berbakti
kepada kolonialisme Belanda di Karesidenan Banyumas. Raden Bei Aria Wiraatmadja
sangat dipercaya oleh Belanda, sehingga jabatan di kolonialisme Belanda
terbilang komplet. Pada tahun 1902, Raden Bei Aria Wiraatmadja mendapatkan
gelar yang bernama Arya di Karesidenan Banyumas.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
perkembangan Bank BRI?
2. Bagaimana
proses perubahan Bank BRI?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
perkembangan Bank BRI
2. Mengetahui
proses perubahan yang terjadi pada Bank BRI
BAB II
PEMBAHASAN
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah
satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria
Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche
Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah
kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1
disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik
Indonesia.
Dalam masa perang mempertahankan
kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu
dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan
berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui
PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij
(NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN
diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan
Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres
No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara
Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan
Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II
bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor
Impor (Exim). Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan
Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan
untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan
nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan
sampai dengan saat ini.
Sesudah Indonesia merdeka dari Belanda dan
Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya Bank rakyat Indonesia menjadi
bank pertama dan terbesar di Indonesia dengan peraturan pemerintah No. 1 tahun
1946 Pasal 1. Selanjutnya pada masa pertempuran mempertahankan kemerdekaan pada
tahun 1948, aktivitas bank pernah berhenti selama 1 tahun. Sehingga, pada tahun
1949 bank tersebut kembali beroperasi setelah diadakan perjanjian antara
pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda melalui perjanjian Renville setelah
Indonesia mengingkan merdeka absolut seluruh wilayah Indonesia dari tangan
Belanda.
Selanjutnya, Bank rakyat Indonesia menjadi
bank sentral melewati peraturan Undang-Undang No. 13 tahun 1968, setelah itu,
peraturan Undang-Undang No. 21 tahun 1968 Bank Rakyat Indonesia dimantapkan
kembali untuk melaksanakan perannya menjadi bank umum. Perkembangan Bank Rakyat
Indonesia akhirnya menghadapi perubahan kembali pada tahun 1990, tepatnya
berganti menjadi PT melewati peraturan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun
1992. Pada awal berganti menjadi PT, kepemilikan Bank Rakyat Indonesia 100%
dikuasai oleh Pemerintahan Indonesia. Setelah itu, pada tahun 2003 pemerintah
menjual sahamnya sebesar 30% dan nama bank tersebut berganti dengan nama PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
2. PROSES
PERUBAHAN BANK BRI
Dengan panjangnya usia bank ini, maka tidak perlu
mengkaji hal-hal seperti bagaimana mungkin dan bagaimana pada saat itu dan
kemudian bisa menjadi Bank BRI dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam tulisan
yang singkat ini, akan lebih baik bila mencoba melihat BRI dari berbagai perspektif,
perkembangan dan kontribusinya dalam perjalanannya berevolusi hingga kini.
Untuk hal ini kita bisa mengurai banyak hal dari bank yang satu ini. Tidak
dapat dipungkiri bahwa sebagai sebuah lembaga keuangan yang kini dikenal
sebagai sebuah Perusahaan Terbatas, Bank BRI, dalam perkembangan hidupnya
selama 124 tahun, sebagaimana layaknya organisasi atau lembaga lain, bank BRI
tumbuh dan berkembang secara evolusif, bukan reformatif itu memberikan makna
bahwa, bank ini hidup dan berkembang secara bertahap sesuai dengan perkembagan
zaman. Bank ini mengikuti perubahan zaman dengan terus beradabtasi untuk bisa
memberikan pelayanan dengan hati. Logikanya, Bank yang hidup dari upaya
memberikan pelayanan jasa keuangan kepada rakyat, tidak boleh tergilas oleh
zaman. Karena biasanya, ketika zaman berubah, tidak mungkin bank tidak berubah.
Ketika zaman berubah, kebutuhan orang juga ikut
berubah. Maka dari perubahan yang evolusif itu, kiranya masing-masing punya
catatan. Punya cerita dan pengalaman dalam menggunakan layanan bank BRI ini. Tentu
sesuai dengan apa yang masyarakat tahu, bisa dan mau. Yang pastinya bank BRI
telah melewati dan mengalami banyak perubahan, melewati fase-fase yang mungkin
berbeda. Jadi, ketika bicara mengenai proses evolusi itu, banyak yang bertanya,
seperti apa evolusi Bank BRI. dan banyak tahapan perubahan yang terjadi dalam
konteks evolusi yang terjadi di bank yang sudah cukup tua ini. Sebagai bank
yang terus tumbuh dan berkembang, maka perubahan yang terjadi ada pada
kebutuhan tenaga kerja. Ketika satu cabang atau satu kantor unit, maupun kantor
kas dibuka, maka konsekwensinya adalah menambah tanaga kerja (manpower).
Apalagi melihat jumlah bank yang ada di setiap provinsi ada kantor cabang dan
kantor wilayah, maka dapat diprediksi berapa tenaga kerja yang dapat bertambah
dan diserap. Apalagi bank BRI sebagai bank yang menggunakan icon rakyat itu ada
hingga ke tingkat kecamatan dan bahkan unit desa.
Maka dapat dikatakan bahw bank BRI merupakan bank yang
menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Ini jelas sebuah perubahan besar
yang dilakukan bank BRI hingga di usia 124 tahun ini.
2.1. Kantor dan properti
bank BRI
·
1 Kantor Pusat
·
19 Kantor Wilayah
·
461 Kantor Cabang (termasuk 3 Unit Kerja
Luar Negeri)
·
584 Kantor Cabang Pembantu
·
971 Kantor Kas
·
5.293 BRI Unit
·
2.457 Teras BRI
·
610 Teras BRI Keliling
· 152.443 Jaringan e-channnel (ATM, EDC,
CDM, E-Buzz)di seluruh Indonesia
Menurut Detik Finance, 10 November 2017,
komposisi dari sekitar 130 ribu karyawan BRI. Jumlah itu, 55% merupakan
karyawan support dan 45% merupakan karyawan penjualan. Jelaslah, bila melihat
data tersebut, bank BRI sudah berkontribusi sangat besar dalam menampung tenaga
kerja di Indonesia hingga saat ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa bank BRI secara
evolusif terus meningkatkan jumlah tenaga kerjanya dari tahun ke tahun.
Kedua, sejalan dengan panjang dan lamanya
usia bank ini, maka dalam perspektif pengembangan pengetahuan dan literasi
keuangan (knowledge development and finance literacy), Bank BRI adalah sebuah
sumber belajar atau resource center dalam pengembangan ilmu dan literasi
keuangan di tanah air. Paling tidak, selama ini, bank BRI sudah meningkatkan
pengetahuan literasi keuangan, perbankan, pemasaran dan sebagainya kepada lebih
dari 130.000 pekerja atau karyawan.
Sebagaimana kebiasaan bank-bank selama
ini, selalu ada program-program pendidikan dalam berbagai bentuk inisiatif dan
pembiayaan terhadap pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
baik di internal bank, maupun di luar bank. Misalnya, untuk beradaptasi dengan
perubahan zaman, Bank BRI pasti harus mengeluarkan biaya yang sangat besar.
Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo mengatakan, keseriusan BRI
mengembangkan digital bankin dengan menambah belanja modal (capital
expenditure/capex) dari tahun ini Rp 5 triliun menjadi Rp 7 triliun di tahun
depan. "Untuk penggunaannya 40% tahun ini untuk IT, tahun dengan 40-50%
juga untuk IT.
Bank BRI sebagai sebuah perusahaan atau
corporate yang besar, juga memiliki program Corporate Social Responsibility
(CSR). Sejalan dengan hal itu, melihat lebih dekat terkait dana CSR, maka Bank
BRI dari tahun-ke tahun berevolusi dalam hal memberikan bantuan social lewat
pundi-pundi CSRnya. Distribusi CSR yang diberikan ke berbagai bidang dan pihak
sesuai dengan kebijakan BRI. Dengan demikian, maka data dikatakan pula bahwa
BRI secara evolusi ikut menjalankan fungsi social kepada bangsa Indonesia. Bukan
hanya evolusif, tetapi juga secara berkelanjutan (sustainable)
BAB
III
PENUTUPAN
3. KESIMPULAN
Tentu akan banyak lagi hal yang bisa di
temukan bila kita mau melacak jejak evolusi
Bank BRI di saat bank ini berusia yang ke 124 tahun. Namun, untuk tulisan yang singkat ini,
yang dipaparkan hanya sebanyak tiga hal, yakni dari sector ketenagakerjaan
(manpower), kedua pada sector pengembangan pengetahuan, kemampuan dan literasi
keuangan kepada kepentingan internal dan eksternal dan ketiga terkait dengan program CSR dan penyaluranya kepada
kepentingan social, pendidikan, lingkungan dan sebagainya.
Selayaknya masyarakat Indonesia ikut
berbangga dan merayakan kesuksesan dan keberlanjutan serta keberlangsungan Bank
BRI menjadi bank tertua dan terluas jaringanya di nusantara ini. Teruslah
melayani dengan setulus hati. Pasti rakyat akan selalu dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar